Santri itu bukan hanya gelar, tapi jalan hidup. Mereka yang menuntut ilmu bukan untuk dunia semata, tapi demi keselamatan akhirat dan kemaslahatan umat.”
— KH. Hasyim Asy’ari
Hari Santri bukan sekadar peringatan seremonial. Ini adalah momentum reflektif untuk mengenang perjuangan para santri dan ulama dalam merebut serta mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Di tengah medan tempur penjajahan, suara resolusi jihad dari para ulama bergema, membakar semangat rakyat untuk melawan penindasan dan mempertahankan tanah air.
Santri bukan hanya mereka yang belajar di pesantren. Santri adalah mereka yang hidup dengan nilai-nilai Islam, menjunjung tinggi akhlak, mencintai ilmu, dan menebarkan kebaikan. Santri adalah penjaga moral bangsa, pejuang tanpa pamrih, dan pembela kebenaran di segala zaman.
Di era modern ini, tantangan santri tidak lagi berupa senjata, tapi ideologi, arus globalisasi, dan degradasi moral. Maka dari itu, santri masa kini harus siap siaga dengan ilmu, iman, dan integritas. Siaga dalam menjaga akidah, siaga dalam membela NKRI, dan siaga dalam membangun masa depan yang lebih baik.
Santri adalah pelita di tengah kegelapan zaman.
Dengan kitab di tangan kanan dan semangat kebangsaan di tangan kiri, santri melangkah pasti membangun Indonesia yang bermartabat dan beradab.
Mari kita teruskan semangat para ulama dan santri terdahulu. Jadikan Hari Santri sebagai momentum memperkuat jati diri bangsa yang religius, toleran, dan cinta tanah air.
Selamat Hari Santri Nasional 2025 dari kami santri Nurul Hakim Lombok.


Tinggalkan Balasan